Banyak kecelakaan di bidang konstruksi yang melibatkan peralatan angkat. Data statistik menyatakan, rata-rata 95 orang terluka parah dalam kecelakaan forklift setiap harinya atau setara dengan 34.900 cedera serius tiap tahunnya. Adapun contoh kasus lainnya seperti yang dimuat didalam Bulletin Parampara sebagai media komunikasi dari BPSDM Kementerian PUPR, yakni:
- Terlepasnya beton dari crane dan runtuhnya box girder pada proyek LRT Jakarta,
- Kecelakaan pada konstruksi layang serta,
- Dua tenaga kerja bongkar muat di pelabuhan PT. DABN Kota Probolingo meninggal setelah tertimpa crane yang digunakan untuk memindahkan barang ke kapal
Sangat menyedihkan bukan? Peristiwa di atas 90% terjadi atas kelalaian manusia/tenaga kerja yang tidak melek akan standar keselamatan kerja. Maka dari itu, inspeksi peralatan angkat berkala wajib dilakukan oleh perusahaan.
Manfaat Inspeksi Peralatan Angkat Secara Rutin
Inspeksi peralatan angkat bukan sekadar formalitas, melainkan investasi jangka panjang untuk perusahaan. Ketika inspeksi secara rutin dilakukan, perusahaan dapat:
1. Menjamin Keamanan Tenaga Kerja
Dengan alat yang terawat, risiko kecelakaan kerja dapat ditekan. Data menunjukkan bahwa kecelakaan akibat alat angkat yang rusak sering terjadi karena kurangnya pemeliharaan rutin.
2. Mematuhi Standar Hukum
Inspeksi adalah bukti nyata bahwa perusahaan peduli terhadap keselamatan dan mengikuti standar yang berlaku. Hal ini juga memperlihatkan profesionalisme Anda kepada klien.
3. Mengurangi Biaya Operasional
Dengan inspeksi, potensi kerusakan dapat dicegah sejak dini. Memperbaiki alat sebelum rusak total jauh lebih hemat dibandingkan membeli alat baru. Strategi ini juga mengurangi waktu henti operasional yang tidak perlu.
4. Meningkatkan Efisiensi Kerja
Inspeksi rutin memastikan bahwa alat angkat Anda selalu dalam kondisi optimal. Dengan alat yang bekerja maksimal, produktivitas tim Anda akan meningkat. Tidak ada waktu yang terbuang karena peralatan bermasalah.
Baca juga: Apa yang Dimaksud Riksa Uji? Apa Pentingnya Bagi Pekerjaan?
Prosedur Inspeksi Peralatan Angkat
Dalam prosesnya, pemeriksaan dan pengujian lifting equipment dibagi beberapa tahap yakni:
1. Pemeriksaan meliputi:
- Visual
Pemeriksaan visual merupakan pengamatan langsung menggunakan mata untuk mendeteksi kerusakan yang tampak seperti korosi, retak, deformasi, atau keausan pada permukaan peralatan. - Dimensi
Sementara pemeriksaan dimensi dilakukan dengan mengukur berbagai komponen peralatan untuk memastikan ukurannya masih sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan, termasuk ketebalan material, diameter, dan toleransi yang diizinkan.
2. Pengujian meliputi:
- Load Test
Load Test atau uji beban dilakukan untuk memverifikasi kemampuan peralatan dalam menahan beban sesuai dengan kapasitas yang telah ditentukan. - NDT (Non Destructive Test)
- Magnetic Particle Test
- Particle Test menggunakan prinsip magnetisasi untuk mendeteksi cacat permukaan dan sub-permukaan pada material feromagnetik.
- Penetrant Test
- Penetrant Test menggunakan cairan penetran khusus untuk mengidentifikasi cacat atau retak halus pada permukaan material.
Kedua metode NDT ini sangat penting untuk memastikan integritas struktural peralatan angkat tanpa merusak material yang diuji.
Setelah semua langkah di atas selesai, nantinya alat angkat akan diberi tagging dan color code sesuai periode pemeriksaan.
Baca juga: Berapa Tahun Sekali Riksa Uji Dilaksanakan? Begini Prosesnya!
Lakukan Inspeksi Secara Rutin untuk Cegah Resiko
Inspeksi peralatan angkat adalah langkah penting dalam menjaga keselamatan kerja. Dengan melakukannya, Sobat Spanset bisa melindungi aset paling berharga perusahaan yakni tenaga kerja!
Ingat, inspeksi rutin bukan hanya soal mematuhi hukum, tetapi juga kesejahteraan tenaga kerja.